Menikah VS Karir
Perempuan masa kini pasti ada yang punya dilema seperti ini, memilih menikah atau karir. Tentunya jika sudah ada pekerjaan tetap untuk wanita sah sah saja menikah. Tetapi dilema berkecamuk ketika seorang wanita belum mempunyai pekerjaan tetap, atau baru mendapatkan pekerjaan baru yang diinginkan tetapi ingin menikah juga. Nah loh gimana tuh? Sedangkan perusahaan baru pastinya saat merekrut karyawan tidak ingin karyawan itu nantinya akan keluar dengan alasan ikut suami, atau belum menjadi karyawan tetap tetapi sudah hamil dan berujung keluar.
Kenapa sih ingin menjadi wanita karir? Tentunya setiap wanita mempunyai cita-cita sendiri di samping cita-cita keluarga. Selain cita-cita pasti kita juga berfikir untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga kita nantinya. Jika dijalankan berdua maka akan terasa ringan. Dari diri saya sendiri berfikir kenapa saya harus bekerja karena saya suka belanja, saya bingung nantinya misalkan tidak terpenuhi untuk perawatan, belanja sendiri dll, kan sedih ya jeng kalo minta suami tp lagi banyak keperluan rumah tangga hehe (semoga suami kita selalu dicukupkan ya. Aamiin)
Dari semua alasan kita meniti karir banyak wanita terpentok aturan perusahaan dilarang menikah sebelum karyawan tetap, salah satunya adalah saya. Lalu pilih menikah atau meniti karir?
Saya ingin berbagi cerita, saya bekerja disebuah perusahaan swasta selama satu tahun setengah, saat itu jiwa saya masih jiwa muda dan idealis tinggi yg baru lulus kuliah. Pekerjaan saya memang tidak sesuai jurusan saya waktu kuliah maka dari itu saya masih mencari-cari perusahaan yang saya inginkan. Setelah itu saya mendapatkan perusahaan pemerintah yg saya inginkan namun sangat disayangkan ternyata ada peraturan bahwa jika berstatus menikah maka tidak bisa diangkat karyawan tetap. Nasi sudah menjadi bubur, saya sudah terlanjur masuk dalam perusahaan tersebut. Sedangkan, pertengahan tahun saya bekerja di sana, pacar saya dan saya sepakat kejenjang pelaminan.
Berbagai perdebatan dalam diri pun muncul, ada rasa penyesalan, namun ada rasa bahagia. Saya memutuskan untuk menikah dari pada menunggu karir saya. Kenapa begitu?
1. Lebih mementingkan yang dapat menyempurnakan ibadah saya, walaupun bekerja juga sebagai ibadah.
2. Menghindari dosa
3. Melihat dari usia saya yang sudah cukup
Sebenarnya setiap wanita punya alasan masing-masing mengapa memilih berkarir atau menikah dan itu adalah alasan saya. Bagaimana dengan karir saya selanjutnya? Apakah saya menyesal meninggalkan pekerjaan sebelumnya? Pastinya YA, nanti saya akan bahas di "6 tanda perusahaan yang tepat untuk Wanita". Tapi bagaimanapun kita mempunyai keputusan yang harus kita jalani, dan keputusan saya meninggalkan pekerjaan demi menikah sudah bulat, dan ternyata membuat saya bahagia.
Kenapa saya bahagia saat kehilangan karir demi menikah?
Kita harus selalu berfikir positif untuk menambah energi positif kita. Maka saya selalu mengambil sisi positif yang saya alami. Misalkan, jika saya bekerja akan banyak memakan waktu di luar sana sehingga tidak bisa mengurus rumah tangga (jangan pernah membandingkan orang lain yang bekerja dan mengurus rumah tangga). Jika kalian punya hobi kalian bisa memanfaatkan waktu dengan mengerjakan hobi kalian yang sebelumnya terbengkalai karena bekerja (ini yang saya alami). Anggaplah saat tidak bekerja ini sebagai waktu untuk menambah keahlian kita, seperti saya mengisi waktu dengan mempelajari keahlian baru seperti menjahit dan juga belajar bahasa kembali atau kalian yang mempunyai cukup biaya untuk melanjutkan pendidikan inilah waktu yang tepat.
Setelah saya memutuskan untuk menghentikan pekerjaan saya di kantor untuk menikah berbagai jalan dari Allah pun bermunculan, Alhamdulillah saya mempunyai usaha kecil-kecilan di rumah dan ternyata omsetnya melebihi gaji saya sewaktu di kantor ditambah saya bisa punya banyak waktu luang. Alhamdulillah. Maka dari itu kita harus terus meningkatkan diri dan usaha kita.
Percayalah bahwa Allah akan mencukupkan hidup kita, untuk para wanita yang keluar pekerjaan karena ingin menikah, optimislah karena banyak cara meniti karir. Jika kalian masih ingin bekerja kantoran, maka dapat melamar kembali setelah menikah atau lebih aman setelah mempunyai anak. Sehingga tidak ada lagi resign karena hamil (tidak dapat cuti hamil) juga terhindar dari dosa menunda anak. Jangan fokuskan pikiran kita terpaku hanya dengan kerja kantoran, kita wanita juga bisa berusaha dengan wiraswasta apalagi di jaman modern ini dari instagram saja bisa menghasilkan. Jangan pernah termindset di dalam otak kita bahwa percuma kita wanita berpendidikan tinggi jika ujungnya berada di rumah saja. Percayalah tidak ada yang tidak berguna jika kita telah menuntut ilmu. Kita bisa gunakan kelak untuk anak kita atau kita sendiri bisa ikut kegiatan sosial demi mengisi waktu kita.
Bagaimana dengan financial kehidupan setelah menikah?
Jika kalian mempunyai suami yang gajinya sudah berdigit-digit pastinya tidak ambil pusing, nah bagaimana jika wanita yang juga harus turun tangan membantu suami?
Jika dalam keadaan seperti saya yang baru saja keluar karena peraturan perusahaan bersabarlah karena nanti akan ada waktunya, sebaiknya diisi dengan perkembangan diri dan yakinlah Allah akan mencukupkan kita. Jika kita berumah tangga pastikan suami kita sanggup untuk menghidupi kita, bukan masalah gaji yang besar, sudah ada rumah, mobil, bukan itu. Tapi suami sanggup dan bertanggung jawab atas kita. Maka seluruh pintu rezeki akan terbuka untuk kita. Aamiin
Semoga sedikit yang saya sharing dapat menguatkan wanita yang memilih menikah dan meninggalkan karir. Pada intinya putuskan matang-matang cari yang lebih baik menurut hati nurani kalian menikah atau karir. :)
Salam,
Junita J
Komentar
Posting Komentar